Selasa, 12 Juli 2011

DYLAN DOG: DEAD OF NIGHT (DYLA) - Cinema 21

DYLAN DOG: DEAD OF NIGHT (DYLA) - Cinema 21

New Orleans, Dylan Dog (Brandon Routh) adalah seorang detektif khusus menangani kasus paranormal. Saat ini, ia harus berurusan dengan vampir, manusia serigala, zombie dan penjaga neraka, semuanya berkaitan dengan kasus kliennya (Anita Briem). Dengan bantuan asistennya, Marcus Adams (Sam Huntington), si mayat hidup, ia harus bertahan demi keselamatan Bumi..

Sabtu, 02 Juli 2011

PENERAPAN DISTRIBUTION OF POWER


Di Indonesia memang menerapkan konsep distribution of power (pembagian kekuasaan) bukan separation of power (pemisahan kekuasaan). Jika sekilas saja mendengar, diantara keduanya terkadang susah sekali dibedakan, padahal terdapat perbedaan yang sangat vital antara keduanya tersebut. Disini saya sedikit menjelaskan perbedaan dari keduanya, yaitu :
a.      Pembagian kekuasaan ; antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif terdapat kerja sama, saling mengawasi satu sama lain, walaupun ketiganya mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang masing-masing.
b.      Pemisahan kekuasaan  ; antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif tidak terdapat kerjasama, tidak saling mengawasi satu sama lain, jadi terdapat pemisahan kekuasaan diantara ketiga lembaga tersebut secara tegas.
Menurut saya, efektif sekali Indonesia menerapkan konsep distribution of power (pembagian kekuasaan) dari pada separation of power (pemisahan kekuasaan), sebab jika melihat aparatur Negara/lembaga-lembaga Negara yang memprihatinkan kinerjanya, yang lebih mementingkan isi perutnya, berorientasi lebih pada materi. Bisa kita lihat misalnya, banyak terdapat kasus KKN yang dilakukan oleh orang-orang penting tersebut. Maka dari itu diantara ketiga lembaga tersebut harus ada komunikasi yang baik, saling mengawasi, harus ada “check and balance” agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang berkelanjutan. Beda halnya jika di Negara lain yang memang mempunyai pemimpin/lembaga negaranya bisa diacungi jempol, bisa jadi teladan bagi rakyatnya, saya rasa tidak masalah apabila Negara tersebut menerapkan separation of power. Nah, kalau di Indonesia janganlah ditanya lagi, jelas lebih efektif menerapkan distribution of power, bukan separation of power tentunya. Okay……?

PENGHAPUSAN DPA DAN PEMBENTUKAN MK


Seorang Pemimpin Negara pasti memerlukan nasehat dari orang-orang yang tidak memiliki ambisi, sudah banyak pengalaman, serta lebih arif dan bijaksana dalam menjalankan roda pemerintahan guna mencegah terjadinya ketergesa-gesaan dalam pengambilan keputusan oleh Presiden/pemerintah. Maka dari itulah dibentuklah suatu lembaga yaitu DPA, dimana sebelum amandemen UUD 1945 merupakan Lembaga tinggi Negara yang mana perannya sebagai penasehat presiden dalam pengambilan keputusan/kebijakan.
Semenjak adanya amandemen UUD 1945 yang menggariskan untuk menghapuskan DPA dan membentuk MK, saya rasa lebih efektif karena pada kenyataannya, keberadaan DPA tersebut kurang dirasa manfaatnya, lembaga tersebut hanya sebatas memberikan omongan-omongan/ nasehat atau sebagai mediasi saja,  yang mana perannya di Indonesia kurang memberikan pengaruh yang signifikan.
 Mahkamah Konstitusi (MK) menyelesaikan suatu permasalahan konstitusi. Lembaga ini berwenang pada tingkat pertama dan terakhir yang bersifat final. Jadi menurut saya dengan melihat kondisi perpolitikan saat ini, lebih efektif akan adanya penghapusan DPA dan dibentuknya MK, dengan juga melihat kinerja lembaga-lembaga Negara yang kurang kompeten, serta banyak terjadi KKN dimana-mana. Nah, apabila masih saja di bentuk DPA yang perannya hanya memberi nasehat/omongan saja kepada Presiden, apa yang akan terjadi di Indonesia???

SINDIRAN UNTUK KAWAN LAMAKU

Bangkalan, 30 Juni 2011

Aku menganggap kamu sebagai sahabat kedua. Aku menempatkanmu setelah sahabat tersayangku Nurul Endang Widyawati. Aku begitu berharap kamu sperti dia padaku. Diawal mungkin memang terasa begitu. Itu mungkin karena kita masih sering bersama, satu visi-misi, satu organisasi. Hubungan kita terasa indah, meskipun terkadang ada seseorang yang berusaha menodai hubungan baik kita. Tapi itu cepat berlalu karna kita masih sering berkomunikasi dan mengklarifikasikannya. Lalu membaiklah hubungan pertemanan kita. Orang tuaku pun menyukaimu bahkan menganggap anak sendiri. Akupun juga begitu. Terlalu berharap kamu selalu ada untukku seperti sahabat lamaku yang tetap setia. Aku menganggap kamu seseorang yang baik, tulus, pantang menyerah, semangat hidup yang tinggi. Kamu orang hebat.

Namun seiring waktu berjalan, kita jarang bersama. Aku dengan kesibukanku. Kamu dengan kesibukanmu. Ya, tidak ada yang salah. Memang harus begitu, aku tahu. Yang hanya aku herankan, kamu sangat berbeda dengan anggapan awalku tentangmu. Ketika aku mendengar tentang kamu yang menuduhku seperti itu. “Ikut suatu acara *xxxxx* hanya untuk uang, dan dekat dengan kalian hanya karna aku butuh aja”. Kamu salah. Aku tak mengira kamu menilai berbeda tentang diriku. Pikiranmu sepicik itu. Apakah kamu sungguh terlalu benci denganku hingga kata tak mengenakkan seperti itu keluar dari mulutmu. Aku terpukul dalam. Seseorang yang kusayangi, ku taruh seribu harapan agar menjadi orang yang ku percaya berubah menjadi sesosok hitam bagiku. Aku tak mengerti setan apa yang sedang mempengaruhi kamu disaat itu.

Karna tipeku yang tak bisa menutupi kebencianku terhadap orang. Aku bersikap super cuek dengan kamu. Lalu kamupun seperti kebakaran kumis. Kamu berusaha apapun agar aku memaafkan kamu. Ya, aku sudah mengikhlaskan rasa sakitku dan ingin berusaha kembali menyukaimu sebagai seseorang yang baik dan penting bagiku, oh sahabat. Tapi, selama waktu yang terus berjalan. Ketika ku lihat sinar matamu. Tetap saja kamu berbeda tentangku. Kamu belum sepenuhnya begitu. Kamu masih menyimpan api. Aku tahu. Aku bisa baca sinar matamu padaku. Ada hal yang ingin tersampaikan untukku tapi tak kuasa terucap. Aku ingin kembali seperti dulu kawan. Kamu yang seperti dulu. Tulus, tetap sederhana dan slalu tersenyum. Ada senyum dan waktu untukku. Aku berharap kamu tetap seperti itu, sahabat. Ku tak suka mimik wajah dan sinar mata yang hitam padaku darimu. Tolong berubahlah dan kembali menjadi dirimu seperti kita berjumpa dulu.
*tulisan ini tidak bermaksud mencemarkan nama baik seseorang, namun hanya sindiran untuk hubungan baikku dengan dia, agar dia berubah jika “memang” merasa bersalah denganku.