Jumat, 10 Juni 2011

SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

BOCAH DIANIAYA APARAT
·          SERGAP,RCTI
·         Rabu, 31 Maret 2010, jam tayang : 12.00
Sebanyak enam bocah diduga dianiaya oleh aparat TNI, dengan tuduhan mencuri. Tutur orang tua salah satu  korban penganiayaan tersebut, ialah pada awalnya anaknya tidur di rumah, lalu tiba-tiba datang opnum tersebut dan langsung dibawa ke perumahan TNI. Oleh aparat tak bertanggung jawab tersebut, bocah-bocah itu dipaksa untuk mengaku telah mencuri.
Salah satu saksi mengatakan bahwa anak-anak yang masih di bawah umur tersebut dianiaya semau mereka sendiri, tanpa rasa belas kasihan, empat bocah itu “digebukin”, ditendang-tendang dengan menggunakan sepatu, bahkan sampai ditusuk dengan besi. Melihat memer-memar pada badan anaknya tentunya membuat orangtua mereka naik darah dan tidak terima, mereka menuntut para opnum tersebut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sebagai pemerhati nasib anak-anak bangsa, KOMNASHAM tidak hanya tinggal diam saja, mereka melaporkan perlakuan/penganiayaan tersebut kepada pihak yang berwajib.

JULIA PERES DIPINANG JADI CALON BUPATI PACITAN
·         REPORTASE SIANG, TRANSTV
·         Rabu, 31 Maret 2010, jam tayang : 12.00
           Julia Perez merasa tersanjung saat dirinya dipinang sebagai salah satu calon bupati kota Pacitan. walaupun telah dipinang jadi calon bupati, namun artis yang akrab dipanggil Jupe ini belum mau banyak bicara soal pencalonan dirinya tersebut. "Memang benar mereka meminang aku sebagai calon bupati. Tapi sampai sekarang belum ada promo atau kampanye apapun, baru di audisi," kata Jupe saat dihubungi via telepon selularnya.
          Teman dekat Gaston Castano ini juga mengaku siap bertarung dengan kandidat yang lain. Nama Sarah Azhari pun kabarnya disebut-sebut sebagai salah satu kandidat tersebut. "Pencalonan ini membuat saya bangga, tersanjung sekaligus terharu. Akhirnya masih ada yang melihat saya dari sisi positif dan bukan hanya negatifnya saja," ujar Jupe berterus terang.

          Jupe sendiri mengaku sudah mempersiapkan program-program khusus, jika nanti ia terpilih sebagai Bupati Pacitan. "Sudah ada, tapi masih rahasia dong. Lagian saya baru bulan Juli ini 30 tahun, kan syarat usianya harus 30 tahun dulu," ucapnya menambahkan.
          Dalam waktu dekat Jupe juga akan mengunjungi kota Pacitan, yang diketahui sebagai kota kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini. "Kebetulan aku punya teman orang Pacitan, dia bilang disana terkenal dengan pantai sebagai pariwisata dan seribu satu goa nya," kata Jupe.
           Dipihak lain, lewat wawancara dari seorang wartawan kemarin masyarakat mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap pencalonan artis cantik dan seksi ini menjadi bupati pacitan,  “ya jelas ndak setuju lah, kalo pemimpinnya kayak gitu, pake baju serba minim, trus mau jadi apa rakyatnya ntar?” tutur seorang ibu guru. Dari sinilah kita dapat melihat munculnya konflik social di masyarakat terhadap pencalonan Jupe sebagai Bupati pacitan. 

KASUS HAKIM TATA USAHA NEGARA
·         REPORTASE SIANG, TRANSTV
·         Rabu, 31 Maret 2010, jam tayang : 12.00
            Kini semakin mencuatnya kasus hakim TUN, yang juga sering dipanggil hakim tinggi. Ibrahim itulah namanya, ia terkenal dengan pribadi yang sederhana, jarang bergaul, otomatis kurang terbuka dengan orang lain dan identik dengan sesosok orang yang pendiam tentunya. Namun walaupun begitu, seperti peribahasa air tenang menghanyutkan. Suatu hal yang mengherankan bukan ia tertangkap basah oleh KPK dalam melakukan transaksi dengan seorang pengacara. Ia bersedia menerima suap dari pengacara tersebut sekitar Rp 300.000.000,00 dalam kasus sengketa tanah.
            Setelah tertangkap basah tersebut, KPK juga mendatangi kediamannya, yang mana berhasil mengambil dokumen-dokumen, uang tunai sekitar Rp 40.000.000,00. Di dalam penggeledahan tersebut ternyata keluarga Ibrahim sangat kurang setuju, mereka menuturkan bahwa uang tersebut bukanlah termasuk uang suap, melainkan uang mereka sendiri, untuk kebutuhan sehari-hari. Namun saat ini, Ibrahim tengah di rawat di RS, ironisnya keluarga dan pihak RS enggan untuk memberikan keterangan mengenai penyakit hakim tinggi itu.

Kepedulian Masyarakat Terhadap Kasus Penculikan Masih Kurang
·         SERGAP,RCTI
·         Rabu, 31 Maret 2010, jam tayang : 12.00
Belum tertangkapnya pelaku penculikan yang berujung pemerkosaan terhadap anak di bawah umur itu tidak hanya meresahkan warga. Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Bali pun ikut gelisah atas kasus itu kemarin. Ketua KPAID Bali dr Anak Ayu Sri Wahyuni saat dikonfirmasi kemarin menyesalkan terjadinya pemerkosaan kemarin. Terlebih, menurut dia, peristiwa itu merupakan yang keempat di Monang-Maning.
Ironisnya, hingga kini polisi belum bisa menangkap pelaku yang masih berkeliaran tersebut. ''Saya minta kepada polisi, kalau bisa pelakunya segera ditangkap. Ini sudah sangat meresahkan,'' tegasnya. Wanita yang meraih gelar spesialis ilmu penyakit kejiwaan tersebut juga mendukung langkah Poltabes Denpasar untuk membuat sketsa wajah pelaku. ''Kalau perlu, sketsa wajah itu disebar di wilayah Monang-Maning sana. Jadi, warga tahu tipikal wajah orang yang dicurigai itu seperti apa,'' imbuhnya.
Menurut dia, sejauh ini kepedulian masyarakat Monang-Maning terhadap kasus penculikan memang masih kurang. Buktinya, saat KPAID Bali melakukan sosialisasi kepada warga setempat, mereka malah terlihat tidak antusias.
Padahal, KPAID sengaja melakukan sosialisasi tersebut saat malam. ''Tujuan kami, supaya tidak mengganggu jam kerja warga setempat. Tapi, ternyata yang hadir hanya 15 KK. Itu berarti masyarakat masih kurang peduli terhadap masalah ini,'' ungkapnya.
Bukan hanya KPAID yang menyayangkan terjadi kasus tersebut. Dewan Pendidikan Denpasar Putu Rumawan Salain menuding kasus itu sebagai ancaman ''teroris'' kota. ''Kasus penculikan seperti itu pantas disebut teroris perkotaan yang mengancam masyarakat dewasa ini,'' 

Penculik dan Pemerkosa Bocah Berkeliaran di Denpasar
·         SERGAP,RCTI
·         Rabu, 31 Maret 2010, jam tayang : 12.00
DENPASAR - Penculik dan pemerkosa bocah bergentayangan di kawasan Monang-Maning, Denpasar, Bali. Dalam kurun tiga bulan terakhir, empat bocah menjadi korban.
Korban terakhir adalah Bunga (nama samaran), siswi kelas III sebuah sekolah dasar di kawasan tersebut. Bocah berusia sembilan tahun itu diduga diculik dan diperkosa lelaki paro baya di sebuah rumah kosong di Ubung.
Seorang kerabat korban, Sumariatin, menjelaskan bahwa kabar tragis itu diterima dari guru sekolah Bunga sekitar pukul 10.00 kemarin (30/3). ''Ada gurunya yang datang dan memberi tahu bahwa dia (Bunga, Red) tertimpa musibah. Awalnya saya kira tangan patah atau bagaimana. Tapi, katanya dia diperkosa,'' jelas Atin, panggilan akrabnya.
Seorang pedagang asongan di sekitar sekolah, Didik, menjelaskan telah melihat ceceran darah di depan TK tempat korban duduk sebelumnya. Saat itu, pukul 09.30, dia melihat Bunga duduk sendiri di sana. ''Saya kira dia nunggu adiknya. Pas dia berdiri, di tempat dia duduk itu banyak darah berceceran,'' ungkapnya.
Mengetahui hal tersebut, dia memberi tahu beberapa ibu di sekitar sekolah. Semula dikira Bunga terluka. ''Namun, kepada ibu-ibu yang menolong, korban mengungkapkan pemerkosaan yang baru dialami,'' ujar Didik.
Kapoltabes Denpasar Kombespol Gede Alit Widana menjelaskan, pemerkosaan itu diduga terjadi pukul 06.30 saat korban hendak menuju sekolahnya yang berjarak kurang dari satu kilometer dari rumahnya. Dari hasil pemeriksaan sementara, korban mengaku diajak seorang pria tidak dikenal menggunakan sepeda motor. ''Korban dibawa ke arah Ubung dan diperkosa di salah satu rumah kosong. Setelah diperkosa, korban dibawa lagi ke balai banjar di Jalan Gunung Indrakila,'' jelasnya.
Menurut mantan Kapolres Tabanan dan Gianyar itu, penculikan dan pemerkosaan tersebut sangat mungkin berhubungan dengan penculikan dan pemerkosaan yang terjadi beberapa waktu lalu. Bahkan, sangat mungkin pelakunya sama. ''Pelaku yang dulu belum tertangkap karena terkendala minimnya saksi yang mengetahui kejadian,'' ujarnya. Korban juga sulit dimintai keterangan karena masih trauma.
Lebih jauh Alit menuturkan, saat ini korban telah menjalani visum di Rumah Sakit Wangaya untuk melengkapi alat bukti. ''Korban kebetulan bersedia bercerita terkait masalah ini, sehingga memudahkan penyelidikan. Sekarang kami sedang menggali informasi dari korban terkait ciri-ciri pelaku. Nanti kami buatkan sketsa wajah pelaku. Kami akan berusaha semaksimal mungkin menangkap pelaku,''

Tidak ada komentar:

Posting Komentar